300x250 AD TOP

Blogroll

Minggu, 13 November 2011

Tagged under:

Strain Mpos

foto : esterncapepigeonracing.co.za
Oleh : Henry Gunawan
Selalu ada pro-kontra itu biasa. Seperti teori “Eye Sign”, “Bentuk Sayap” dan lain lain.
Soal Strain jarak dekat dan jauh juga begitu. Ada yg bilang Janssen strain jarak dekat, tapi ada Janssen yg bisa terbang jauh. Ini adalah pengecualian, karena burung yg bisa terbang jarak jauh selalu dianggap intelegennya lebih dibandingkan burung jarak dekat.
Saya setuju kalo burung jarak jauh dianggap lebih pinter. Karena kalo tidak pinter ia akan tersesat dan hilang. Pangalaman saya seperti berikut:
- Burung jarak jauh, kalo telat pulang dalam lomba atau latihan, sampai dirumah mereka kelihatan masih seger dan santai saja. Sedangkan yg jarak dekat sudah menunjukan kelelahan dan stress. 
- Burung burung jarak dekat jika lomba sampai jarak 500 km, kalo tidak pulang pada hari lomba, kebanyakan sudah pasti hilang sedangkan turunan jarak jauh masih akan kembali ke rumah esok harinya atau beberapa hari kemudian bahkan beberapa minggu kemudian.
- Kesimpulan saya tetap ada strain jarak dekat dan jauh. Itu sudah turun menurun dari strain tersebut. Bagaimana bisa ada strain jarak dekat , jauh bahkan semua jarak? Tentu saja dibantu oleh kita dengan berbagai percobaan crossing, testing dan seterusnya. Sampai akhirnya tercipta strain yang kita mau. Ini bisa memakan waktu puluhan tahun bahkan 100 tahun.
- Ada lagi yang mengatakan semua merpati pos itu sama strain-nya. Kalo dibilang crossing seharusnya diartikan Merpati Pos x Burung Tinggian.

Catatan: Yang saya sebut burung jarak dekat adalah burung yg saya import dari Amerika atau Belanda. Penjualnya sendiri mengakui burung mereka tidak cocok untuk terbang diatas 600 Km. Sedangkan burung jarak jauh adalah burung local yang saya dapat dari seniornya LLB. Kenapa saya berani sebut burung local itu adalah jarak jauh? Bahkan saya berani sebut burung Pos local sudah termasuk strain “All Distance”? Karena saya lihat sejarahnya LLB. Sudah 30 tahunan cara lomba LLB menggunakan system Multi Pos. Selalu dari dekat sampai jauh, dengan cara tersebut tentu akan menghasilkan keturunan yang sanggup terbang Multi Pos. Yang tidak sanggup sudah pasti hilang. Dengan kata lain terjadi seleksi alam. Lama kelamaan sampai sekarang keturunan Merpati Pos lokal dengan sendirinya “terbentuk” strain jarak jauh atau Semua Jarak.
Jika membandingkan cara Lomba LLB dengan Negara Negara Eropa, Jepang, Taiwan,China dan Amerika, system lomba LLB bisa termasuk yang Paling Sulit, burung diharuskan terbang minimum 7 Pos dan jaraknya bisa mencapai 1000 Km keatas.

2 komentar:

  1. sy rasa ini mirip dg pelari maraton, menengah ato sprint. pelari maraton mempny fisik sedang cenderung kecil dg berat yg ringan dan hampir tanpa ekspresi. sementara sprinter bdn besar & kekar cenderug emosional. fisik, kepintaran & mental adlh faktor utama & pembobotan fktor tsb disesuaikan dg tujuannya. nice article..tks.

    BalasHapus